Selasa, 16 Oktober 2012

Makalah Komunikasi Lintas Budaya


MAKALAH
KOMUNIKASI BISNIS
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA




Oleh:
GHESSY ZURIA
HINDIYATI CHOLIFAH
ROYYAN TEGUH
Kelompok 3
2B MKT D3 JEPANG


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2012



A.    Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara.
Pengertian lintas dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daieah dalam wilayah suatu negara.
Sebagaimana diketahui, setiap daerah yang ada di Indonesia ini memiliki kekhasan budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya, seperti bagaimana seseorang berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana seseorang menghargai orang lain, bagaimana mereka memanfaatkan waktu yang ada, bagaimana mereka bekerja, bagaimana mereka meyakini atau mempercayai sesuatu yang sudah turun-temurun dari nenek moyang mereka, bagaimana mereka berpakaian, dan bagaimana mereka memperlakukan suatu produk.

B.     Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Dalam menyikapi era perdagangan bebas dan globalisasi, perusahaan-perusahaan besar mencoba melakukan bisnis secara global. Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka.
Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting. Pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat penting artinya.

C.    Memahami Budaya dan Perbedaannya
1.      Definisi Budaya
Berikut ini adalah definisi tentang budaya :
·         Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri.
·         Menurut Hofstede, budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pemikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya.
·         Menurut Bovee dan Thill, budaya adalah system sharing atas simbol-simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk berperilaku.
·         Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.
·         Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan standar, pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian budaya tersebut, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, antara lain bahwa budaya mencakup sekumpulan pengalaman hidup, pemrograman kolektif, system sharing, dan tipikal karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalan suatu masyarakat, termasuk di dalamnya tentang bagaimana sistem nilai, norma, simbol-simbol, dan kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.

2.      Komponen Budaya
Budaya mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, terutama yang berkatian dengan dimensi hubungan antarmanusia.
Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu budaya material, lembaga sosial, sistem kepercayaan, estetika, dan bahasa.
a.       Budaya Material dibedakan kedalam dua bagian, yaitu teknologi dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau membentuk material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya.
Ekonomi dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu cara orang menggunakan segala kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
b.      Organisasi Sosial dan pendidikan adalah suatu lembaga yang berkaitan dengan cara bagaimana seseorang berhubungna dengan orang lain, mengorganisasikan kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar perilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya.
c.       Sistem Kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat tersebut. Keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat juga akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan mereka.
d.      Estetika berkatian dengan seni, dongeng, hikayat, musik, drama dan tari-tarian. Nilai-nilai estetika yang ditunjukkan mesyarakat dalam berbagai peran tentunya perlu dipahami secara benar, agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran secara efektif.
e.       Bahasa adalah suatu cara yang digunakan seseorang dalam mengungkapkan sesuatu melalui simbol-simbol tertentu kepada orang lain.

3.      Tingkatan Budaya
Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan budaya, yaitu : formal, informal dan teknis.
a.      Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan hal itu bersifat formal/resmi.

b.      Informal
Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai (digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan.

c.       Teknis
Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting. Terdapat suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain tidak boleh dilakukan. Pembelajaran secara teknis memiliki ketergantungan sangat tinggi pada orang yang mampu memberikan alasan-alasan yang logis bagi suatu tindakan tertentu.

4.      Mengenal Perbedaan Budaya
Perbedaan budaya dapat dilihat dari nilai sosial, peran dan status, kebiasaan mengambil keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang/jarak, konteks budaya, bahasa tubuh, hukum perilaku etis, dan perbedaan budaya perusahaan.
a.      Nilai-Nilai Sosial
Nilai nilai sosial yang tumbuh dan berkembang si suatu negara bisa jadi berbeda dengan negara lain.
b.      Peran dan Status
Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang, termasuk siapa berkomunikasi dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan, dan dengan cara bagaimana mereka berkomunikasi. Begitu pula dalam konsep status, yang cara pandangnya berbeda antara negara satu dengan negara yang lain.
c.       Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para manajemen puncan antara negara yang satu dengan negara yang lain berbeda, ada yang cepat tetapi ada juga yang lambat.
d.      Konsep Waktu
Penilaian terhadap waktu antara negara yang satu dengan negara yang lain juga berbeda, ada yang ketat tetapi ada juga yang longgar/luwes.
e.       Konsep Jarak Komunikasi
Sebagaimana masalah waktu, menjaga jarak komunikasi juga berbeda untuk budaya yang berbeda.


f.       Konteks Budaya
Salah satu dari berbagai macam cara orang menyampaikan pesannya kepada orang lain sangat ditentukan konteks budaya.
g.      Bahasa Tubuh
Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber kesalahpahaman berkomunikasi lintas budaya. Sering kali orang perlu mewaspadai antara kata yang diucapkan dengan gerakan-gerakan tubuhnya agar dapat diketahui apa maksud yang sebenarnya.
Bentuk bahasa tubuh lainnya adalah kontak mata. Mata adalah salah satu bagian tubuh yang sangat ekspresif.
h.      Perilaku Sosial
Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi dianggap kurang sopan di negara lain. Selain itu, perilaku sosial antara negara satu dengan yang lain juga bisa menjadi penghampat berkomunikasi.
i.        Perilaku Etis
Perilaku yang etis dan tidak etis antarnegara pun bisa berbeda. Di beberapa negara perusahaan diharapkan membayar sejumlah uang secara resmi untuk persetujuan kontrak pemerintah. Pembayaran tersebut dianggap sebagai hal yang rutin.
j.        Perbedaan Budaya Perusahaan
Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan sesuatu. Dengan kata lain, budaya organisasi mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain.

D.    Komunikasi dengan Orang Berbudaya Asing
1.      Belajar Tentang Budaya
Ketika merencanakan untuk melakukan bisnis dengan orang yang memiliki budaya berbeda, seseorang akan dapat berkomunikasi secara efektif bila ia telah mempelajari budayanya.
Disamping itu, ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya orang tersebut juga sedikit banyak mengenal budaya maupun adat istiadat yang berlaku di negara tersebut.
Berikut ini adalah contoh komunikasi lintas budaya ketika melakukan perjalanan ke suatu negara :
·         Di Spanyol, orang berjabat tangan paling lama antara lima sampai dengan tujuh ayunan; melepas jabat tangan segera dapat diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Di Perancis, orang berjabat tangan cukup denagn hanya sekali ayunan atau gerakan.
·         Jangan memberi hadiah minuman-minuman beralkohol di negara-negara Arab.
·         Di Pakistan atau negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, jangan heran kalau di tengah-tengah suatu pertemuan bisnis mereka minta izin keluar untuk menunaikan ibadah sholat karena setiap Muslim wajib sholat lama kali sehari.
·         Anda dianggap manghina tuan rumah jika Anda menolak tawaran makanan, minuman atau setiap bentuk kebaikan di negara-negara Arab. Namun, Anda juga jangan cepat-cepat menerima segala bentuk tawaran tersebut. Kalau mau menolak suatu tawaran, tolaklah dengan cara yang sopan.
·         Tekankan usia perusahaan Anda ketika berhubungan bisnis dengan pengusaha di Jerman, Belanda, dan Swiss.

2.      Mengembangkan Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya
Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya tertentu sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif.
Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.

3.      Negosiasi Lintas Budaya
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai pendekatan negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun bervariasi.
Negosiator dari budaya yan gberbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda.


KESIMPULAN

            Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan peluang untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berbicara dengan bahasa dan budaya yang berbeda. Pengembangan keterampilan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting artinya, mengingat kecenderungan dunia bisnis yang semakin global.
            Terdapat tiga tingkatan budaya, yaitu: formal, informal, dan teknis. Kendala utama dalam komunikasi lintas budaya adalah perbedaan budaya dan masalah bahasa. Perbedaan budaya sering kali menjadikan komunikasi tikak efektif.
            Perbedaan budaya dapat ditunjukkan dalam nilai-nilai social, ide status, kebiasaan pengambilan keputusan, sikap terhadap waktu, pengaturan jarak bicara, konteks budaya, bahasa tubuh, adat-istiadat, perilaku hukum dan etika.
            Seseorang dapat mempelajari budaya tertentu dengan cara membaca buku-buku dan artikel, berbicara dengan orang ynag menjadi bagian dari suatu budaya, belajar bahasanya, sejarah suatu budaya suatu Negara, agama, politik, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat suatu Negara.


DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Djoko, 2011. Komunikiasi Bisnis, Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar: