MAKALAH
KOMUNIKASI
BISNIS
KOMUNIKASI
BISNIS LINTAS BUDAYA
Oleh:
GHESSY
ZURIA
HINDIYATI
CHOLIFAH
ROYYAN
TEGUH
Kelompok
3
2B
MKT D3 JEPANG
JURUSAN
ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK
NEGERI MALANG
2012
A.
Pengertian
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Komunikasi
bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik
komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor budaya di suatu
daerah, wilayah, atau negara.
Pengertian
lintas dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (internasional), tetapi
juga budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daieah dalam wilayah suatu
negara.
Sebagaimana
diketahui, setiap daerah yang ada di Indonesia ini memiliki kekhasan budaya
yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya, seperti bagaimana seseorang
berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana seseorang menghargai orang lain,
bagaimana mereka memanfaatkan waktu yang ada, bagaimana mereka bekerja,
bagaimana mereka meyakini atau mempercayai sesuatu yang sudah turun-temurun
dari nenek moyang mereka, bagaimana mereka berpakaian, dan bagaimana mereka
memperlakukan suatu produk.
B.
Pentingnya
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Dalam
menyikapi era perdagangan bebas dan globalisasi, perusahaan-perusahaan besar
mencoba melakukan bisnis secara global. Dengan melihat perkembangan atau tren
yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat penting
artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka.
Semakin
banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia
saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting.
Pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk
ke wilayah suatu negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan
komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat penting artinya.
C.
Memahami
Budaya dan Perbedaannya
1.
Definisi
Budaya
Berikut
ini adalah definisi tentang budaya :
·
Menurut Lehman, Himstreet dan Baty,
budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat
mereka sendiri.
·
Menurut Hofstede, budaya diartikan
sebagai pemrograman kolektif atas pemikiran yang membedakan anggota-anggota suatu
kategori orang dari kategori lainnya.
·
Menurut Bovee dan Thill, budaya adalah
system sharing atas simbol-simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan,
dan norma-norma untuk berperilaku.
·
Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya
diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.
·
Menurut Mitchel, budaya merupakan
seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan standar, pengetahuan, moral, hukum,
dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat, yang
menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya
serta orang lain.
Berdasarkan
beberapa pengertian budaya tersebut, ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan, antara lain bahwa budaya mencakup sekumpulan pengalaman hidup,
pemrograman kolektif, system sharing, dan tipikal karakteristik perilaku setiap
individu yang ada dalan suatu masyarakat, termasuk di dalamnya tentang
bagaimana sistem nilai, norma, simbol-simbol, dan kepercayaan atau keyakinan
mereka masing-masing.
2.
Komponen
Budaya
Budaya
mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, terutama yang berkatian dengan
dimensi hubungan antarmanusia.
Menurut
Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu budaya material, lembaga
sosial, sistem kepercayaan, estetika, dan bahasa.
a. Budaya Material
dibedakan kedalam dua bagian, yaitu teknologi dan ekonomi. Teknologi mencakup
teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau membentuk material menjadi
suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya.
Ekonomi
dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu cara orang menggunakan segala
kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun
orang lain.
b. Organisasi Sosial
dan pendidikan adalah suatu lembaga yang berkaitan dengan cara bagaimana
seseorang berhubungna dengan orang lain, mengorganisasikan kegiatan mereka
untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar perilaku yang
dapat diterima oleh generasi berikutnya.
c. Sistem Kepercayaan
atau keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat akan berpengaruh terhadap
sistem nilai yang ada di masyarakat tersebut. Keyakinan yang dianut oleh suatu
masyarakat juga akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan mereka.
d. Estetika
berkatian dengan seni, dongeng, hikayat, musik, drama dan tari-tarian.
Nilai-nilai estetika yang ditunjukkan mesyarakat dalam berbagai peran tentunya
perlu dipahami secara benar, agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran
secara efektif.
e. Bahasa
adalah suatu cara yang digunakan seseorang dalam mengungkapkan sesuatu melalui
simbol-simbol tertentu kepada orang lain.
3.
Tingkatan
Budaya
Menurut
Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan budaya,
yaitu : formal, informal dan teknis.
a.
Formal
Budaya
pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang dilakukan
oleh suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi
berikutnya dan hal itu bersifat formal/resmi.
b.
Informal
Pada
tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari
generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai
(digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan.
c.
Teknis
Pada
tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting.
Terdapat suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang
lain tidak boleh dilakukan. Pembelajaran secara teknis memiliki ketergantungan
sangat tinggi pada orang yang mampu memberikan alasan-alasan yang logis bagi
suatu tindakan tertentu.
4.
Mengenal
Perbedaan Budaya
Perbedaan
budaya dapat dilihat dari nilai sosial, peran dan status, kebiasaan mengambil
keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang/jarak, konteks budaya, bahasa
tubuh, hukum perilaku etis, dan perbedaan budaya perusahaan.
a.
Nilai-Nilai
Sosial
Nilai
nilai sosial yang tumbuh dan berkembang si suatu negara bisa jadi berbeda
dengan negara lain.
b.
Peran
dan Status
Budaya
menuntun peran yang akan dimainkan seseorang, termasuk siapa berkomunikasi
dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan, dan dengan cara bagaimana mereka
berkomunikasi. Begitu pula dalam konsep status, yang cara pandangnya berbeda
antara negara satu dengan negara yang lain.
c.
Pengambilan
Keputusan
Proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para manajemen puncan antara negara
yang satu dengan negara yang lain berbeda, ada yang cepat tetapi ada juga yang
lambat.
d.
Konsep
Waktu
Penilaian
terhadap waktu antara negara yang satu dengan negara yang lain juga berbeda,
ada yang ketat tetapi ada juga yang longgar/luwes.
e.
Konsep
Jarak Komunikasi
Sebagaimana
masalah waktu, menjaga jarak komunikasi juga berbeda untuk budaya yang berbeda.
f.
Konteks
Budaya
Salah
satu dari berbagai macam cara orang menyampaikan pesannya kepada orang lain
sangat ditentukan konteks budaya.
g.
Bahasa
Tubuh
Perbedaan
bahasa tubuh sering kali menjadi sumber kesalahpahaman berkomunikasi lintas
budaya. Sering kali orang perlu mewaspadai antara kata yang diucapkan dengan
gerakan-gerakan tubuhnya agar dapat diketahui apa maksud yang sebenarnya.
Bentuk
bahasa tubuh lainnya adalah kontak mata. Mata adalah salah satu bagian tubuh
yang sangat ekspresif.
h.
Perilaku
Sosial
Apa
yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi dianggap kurang sopan di negara
lain. Selain itu, perilaku sosial antara negara satu dengan yang lain juga bisa
menjadi penghampat berkomunikasi.
i.
Perilaku
Etis
Perilaku
yang etis dan tidak etis antarnegara pun bisa berbeda. Di beberapa negara
perusahaan diharapkan membayar sejumlah uang secara resmi untuk persetujuan
kontrak pemerintah. Pembayaran tersebut dianggap sebagai hal yang rutin.
j.
Perbedaan
Budaya Perusahaan
Budaya
organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan sesuatu. Dengan kata lain,
budaya organisasi mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain.
D.
Komunikasi
dengan Orang Berbudaya Asing
1.
Belajar
Tentang Budaya
Ketika merencanakan untuk melakukan
bisnis dengan orang yang memiliki budaya berbeda, seseorang akan dapat
berkomunikasi secara efektif bila ia telah mempelajari budayanya.
Disamping itu, ketika tinggal di negara
lain alangkah baiknya orang tersebut juga sedikit banyak mengenal budaya maupun
adat istiadat yang berlaku di negara tersebut.
Berikut ini adalah contoh komunikasi
lintas budaya ketika melakukan perjalanan ke suatu negara :
·
Di Spanyol, orang berjabat tangan paling
lama antara lima sampai dengan tujuh ayunan; melepas jabat tangan segera dapat
diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Di Perancis, orang berjabat tangan
cukup denagn hanya sekali ayunan atau gerakan.
·
Jangan memberi hadiah minuman-minuman
beralkohol di negara-negara Arab.
·
Di Pakistan atau negara-negara yang
berpenduduk mayoritas Muslim, jangan heran kalau di tengah-tengah suatu
pertemuan bisnis mereka minta izin keluar untuk menunaikan ibadah sholat karena
setiap Muslim wajib sholat lama kali sehari.
·
Anda dianggap manghina tuan rumah jika
Anda menolak tawaran makanan, minuman atau setiap bentuk kebaikan di negara-negara
Arab. Namun, Anda juga jangan cepat-cepat menerima segala bentuk tawaran
tersebut. Kalau mau menolak suatu tawaran, tolaklah dengan cara yang sopan.
·
Tekankan usia perusahaan Anda ketika
berhubungan bisnis dengan pengusaha di Jerman, Belanda, dan Swiss.
2.
Mengembangkan
Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya
Mempelajari apa yang dapat dilakukan
oleh seseorang tentang budaya tertentu sebenarnya merupakan suatu cara yang
baik untuk menemukan bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya
secara efektif.
Mempelajari ketrampilan komunikasi
lintas budaya pada umumnya akan membantu seseorang beradaptasi dalam setiap
budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki
budaya berbeda.
3.
Negosiasi
Lintas Budaya
Orang
yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai pendekatan
negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun
bervariasi.
Negosiator
dari budaya yan gberbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan masalah dan
metode pengambilan keputusan yang berbeda.
KESIMPULAN
Semakin
pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan
peluang untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berbicara dengan bahasa dan
budaya yang berbeda. Pengembangan keterampilan komunikasi bisnis lintas budaya
menjadi semakin penting artinya, mengingat kecenderungan dunia bisnis yang
semakin global.
Terdapat
tiga tingkatan budaya, yaitu: formal, informal, dan teknis. Kendala utama dalam
komunikasi lintas budaya adalah perbedaan budaya dan masalah bahasa. Perbedaan
budaya sering kali menjadikan komunikasi tikak efektif.
Perbedaan
budaya dapat ditunjukkan dalam nilai-nilai social, ide status, kebiasaan
pengambilan keputusan, sikap terhadap waktu, pengaturan jarak bicara, konteks
budaya, bahasa tubuh, adat-istiadat, perilaku hukum dan etika.
Seseorang
dapat mempelajari budaya tertentu dengan cara membaca buku-buku dan artikel,
berbicara dengan orang ynag menjadi bagian dari suatu budaya, belajar
bahasanya, sejarah suatu budaya suatu Negara, agama, politik, nilai-nilai, dan
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat suatu Negara.
DAFTAR
PUSTAKA
Purwanto,
Djoko, 2011. Komunikiasi Bisnis, Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar